Selama ini pengelompokan kentang sebagai jenis sayuran atau bukan masih menjadi perdebatan antara beberapa ilmuwan Inggris dan Amerika Serikat. Menurut panduan makanan sehat yang dirilis oleh pemerintah AS, MyPlate, kentang masuk dalam kategori jenis sayuran sehat, sementara panduan nasional makanan sehat yang dirilis oleh pemerintah Inggris, EatWell, kentang dimasukkan dalam kategori yang sama seperti sereal.
Isao Muraki, MD, PhD, dari Osaka Center for Cancer and Cardiovascular Disease Prevention, Japan, dan Harvard TH Chan School of Public Health, Boston, Massachusetts mengeluarkan pendapatnya bahwa seharusnya kentang tidak dimasukkan dalam kelompok sayuran dan tidak dianggap sebagai komponen kunci dari diet yang sehat karena kentang mengandung sejumlah besar tepung dan relatif rendah serat, vitamin dan polifenol jika dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya.
Kandungan karbohidrat berkualitas rendah pada kentang cukup tinggi sehingga dapat meingkatkan resiko diabetes tipe-2. Selain itu, menurut Muraki, kulit kentang yang dipanaskan menjadi lebih mudah dicerna dan dapat meningkatkan kadar gula darah lebih cepat.
Menanggapi perdebatan seputar makanan kentang ini, ada baiknya kita menyimak hasil dari sebuah penelitian yang menggabungkan data tiga buah studi besar yaitu : Nurses' Health Study (1984–2010) yang meneliti 70.773 wanita, Nurses' Health Study II (1991–2011) yang meneliti 87.739 wanita dan Health Professionals Follow-Up Study (1986–2010) yang meneliti 40.669 pria. Seluruh peserta studi atau relawan yang dijadikan objek tidak menderita penyakit diabetes, kardiovaskuler ataupun kanker di awal studi. Mereka harus mengisi sebuah kuesioner dimana peneliti dapat menilai konsumsi kentang para relawan tersebut.
Para peneliti melakukan evaluasi selama empat tahun seputar perubahan konsumsi kentang para relawan dan dari laporan-laporan yang diberikan relawan teridentifikasi kemunculan diabetes tipe-2. Selanjutnya laporan-laporan tersebut divalidasi untuk membuktikan kebenarannya.
Hasil penelitian dengan menggabungkan ketiga studi besar tersebut menunjukkan bahwa relawan yang sering mengonsumsi kentang, baik dipanggang, direbus, digoreng atau dihaluskan, ternyata mengalami peningkatan resiko diabetes tipe-2 secara signifikan dibanding peserta lainnya.
Menurut Dr. Muraki, konsumsi kentang yang berlebihan harus dikurangi, apalagi bagi mereka yang beresiko tinggi diabetes dan resistensi insulin. Selanjutnya untuk mencegah diabetes tipe-2 perbanyaklah konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan.