Thursday, April 18, 2013

Stres Ternyata Bermanfaat Meningkatkan Kinerja Otak



Stres pasti dialami oleh setiap orang, hanya beda kadarnya. Para ahli bisa jadi menyebutkan stres bisa merusak, namun ahli lain menyebutkan justru streslah yang membuat Anda makin waspada.

Para peneliti menulis dalam pembukaan jurnal online eLife bahwa sedikit stres bisa benar-benar baik untuk Anda. Para peneliti di University of California Berkeley’s Helen Wills Neuroscience Institute menemukan bahwa stres sebentar dapat meningkatkan kinerja otak.

"Anda selalu berpikir tentang stres sebagai hal yang benar-benar buruk, tapi tidak," kata Daniela Kaufer, profesor biologi di University of California, Berkeley, dikutip dari redOrbit, Jumat (19/4/2013).

"Sedikit stres baik untuk mendorong Anda menuju tingkat kewaspadaan yang optimal, perilaku, dan kinerja kognitif," tambahnya.

Kepala Laboratorium Neuroendokrinologi 'Harold and Margaret Miliken Hatch' di Universitas Rockefeller Bruce McEwen, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan temuan ini memperkuat gagasan bahwa hormon stres membantu binatang beradaptasi.

Tim peneliti menemukan bahwa tikus yang sedang stres memiliki kinerja lebih baik saat tes memori dalam dua minggu setelah stres diinduksi, bukan dua hari setelah stres.

"Dalam hal kelangsungan hidup, proliferasi sel saraf tidak segera membantu Anda setelah stres karena butuh waktu supaya sel menjadi matang, fungsi neuron," ujar Kaufer.

Namun, di lingkungan yang menyebabkan stres akut terjadi secara teratur, hewan akan lebih waspada serta lebih selaras dengan alam dan mengetahui apa yang menjadi ancamannya atau bukan.

Para peneliti mengatakan proliferasi sel saraf setelah stres akut dalam penelitian tersebut dipicu oleh pelepasan protein. Pelepasan itu dikenal sebagai faktor pertumbuhan fibroblast 2 (FGF2) oleh astrosit dengan sel-sel otak sebelumnya dianggap sebagai sel dukungan.

"Keterlibatan FGF2 menarik, karena kekurangan FGF2 dikaitkan dengan depresi seperti perilaku pada hewan dan dikaitkan dengan depresi pada manusia," kata McEwen.

Tim menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan respons terhadap stres baik atau buruk.

Para peneliti menulis pada 2009, jika sedikit stres sebelum operasi bisa jadi membantu pemulihan berlangsung lebih cepat.

Tim menemukan bahwa pasien yang sistem kekebalan tubuhnya merespons stres karena operasi, pulih lebih cepat dibanding pasien yang sistem kekebalan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi.

No comments: