Monday, May 5, 2008

Afrika Selatan Legalkan Perburuan Gajah, Kenapa?

Dakar, Senegal (ANTARA News) - Afrika Selatan, Sabtu (3/5), mencabut larangan pembunuhan gajah yang sudah diberlakukan sejak 13 tahun lalu, sebuah upaya para
konservasionis untuk menghambat pengurangan populasi atas hewan itu di bagian lain benua Afrika.

Gajah, salah satu satwa yang mendekati kepunahan di sejumlah tempat di Afrika, namun tidak di Afrika Selatan yang justru populasinya naik lebih dari 5 persen setiap tahunnya dalam tahun-tahun belakangan ini, sebagai akibat dari pengelolaan industri taman konservasi nasional yang berhasil.

Otoritas Afrika Selatan ingin mempertahankan pertumbuhan jumlah gajah pada batas yang diharapkan dan melindungi kelangsungan hidupnya. Pembunuhan terhadap gajah, dalam hal ini bukan untuk memusnahkan, tetapi untuk mengembalikan daerah hutan tetap hijau dan mengurangi masalah dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini adalah cara terbaik untuk mengontrol populasinya, kata pejabat berwenang Afrika Selatan.

Bagaimanapun, dengan populasi yang tumbuh pesat di Afrika Selatan, mamalia besar ini tidak bertingkah laku sebaik di tempat lain, dan beberapa konservasionis mengatakan penghentian moratorium perburuan gajah ini jauh bertolak belakang dengan kondisi di negara lain yang berbatasan dengan Afrika Selatan.

Peperangan telah merusakkan taman konservasi nasional Virunga Kongo, 14 gajah telah dibunuh sejak pertengahan April lalu oleh tentara, militan, maupun warga desa, sebuah peningkatan perburuan yang merupakan bagian dari pembantaian besar-besaran di wilayah Kongo, Afrika tengah, kata Dr Emmanuel de Merode, direktur kelompok konservasi WildlifeDirect.

Sebagaimana dikutip MSNBC, Moredo mengatakan, liberalisasi perdagangan gading gajah telah didorong oleh kebijakan Afrika Selatan itu dan meningkatnya kehadiran operator-operator China di Afrika Selatan, yang berusaha memenuhi permintaan besar-besaran gading gajah untuk industri rumah tangga.

Peperangan empat tahun di Kongo berakhir pada 2002, tetapi pembunuhan gajah tetap berlangsung akibat kekacauan oleh militan dan pemberontak.

Virunga, wilayah berhutan di timur perbatasan Kongo dengan Rwanda dan Uganda, kini hidup sekitar 350 gajah. Sedikitnya 14 gajah diantaranya terbunuh di distrik Mabenga, sebuah daerah di utara tempat bernama sektor gorila yang berdekatan dengan ibukota daerah itu, Goma.

WildlifeDirect mengatakan, penghentian moratorium oleh Afrika Selatan telah meningkatkan upaya mengembalikan perdagangan internasional atas gading gajah seperti
pada 1970-an hingga 1980-an.

Dan di Virunga, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengawasi kelompok-kelompok militer di daerah ini yang sudah melihat adanya kesempatan untuk menggalang dana lebih banyak dengan membunuh gajah dan menjual gadingnya.

Para penjaga perdamaian dari India yang berada di wilayah itu, bahkan menuduh adanya helikopter-helikopter yang memasuki taman nasional Virunga untuk menukar amunisi dengan gading gajah, kata WildlifeDirect dalam pernyataannya.

Perdagangan gading dilarang sejak 1989 untuk memerangi perburuan gajah, di tengah keinginan Afrika Selatan untuk mulai berinvestasi dan menjual taman-taman nasional, khususnya untuk pariwisata.

Kelompok-kelompok pecinta lingkungan, seperti World Wildlife Fund, dengan berhati-hati membiarkan langkah Afrika Selatan itu, dan menuntut pertanggungjawaban

atas kemungkinan dampak yang ditimbulkan. Kelompok lainnya seperti Animal Rights Africa, justru mengancam akan menyerukan pemboikotan turis, dan mengatakan pencabutan larangan perburuan gajah itu akan diikuti oleh negara-negara di wilayah selatan Afrika.

Di Afrika Selatan terdapat sekitar 18 ribu ekor gajah dan di bagian selatan wilayah Afrika merupakan tempat tinggal kurang lebih 300 ribu gajah, atau setengah dari populasi gajah yang ada di benua itu.

Gajah membutuhkan penjelajahan yang luas untuk mendapatkan 300 kilogram rumput dan dedaunan setiap harinya serta meminum lebih dari 200 liter air. Oleh karenanya, mereka sering terlibat permusuhan (persaingan) dengan manusia.

Namun tidak ada konsensus bagaimana mengelola populasi gajah-gajah di Afrika. Negara-negera di wilayah selatan Afrika menginginkan sebagian gajah dibunuh, sementara di negara-negara Afrika Timur termasuk Kenya berusaha membuat populasinya meningkat.

Source : Antara!

No comments: