Tuesday, May 14, 2013

Bekerja di Pabrik Kimia Bikin Produksi Sperma Melorot



Bekerja di pabrik kimia setidaknya selama enam bulan berisiko menyebabkan turunnya kadar hormon testosteron pada pria jika dibanding dengan pria yang bekerja di pabrik air. Ini akibat paparan bahan kimia bisphenol A (BPA).

Demikian disampaikan peneliti dari Cina, Dr De-Kun Li, yang juga seorang ilmuwan di Division of Research, Kaiser Permanente di Oakland, California.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh pekerja di pabrik Cina yang menunjukkan BPA bisa menurunkan jumlah sperma serta meningkatkan risiko disfungsi seksual pada pria.

BPA mirip dengan hormon estrogen pada wanita. Ini berarti BPA bisa memberi pengaruh ke tubuh manusia. Pengaruh BPA pada pria lebih cepat dan mudah dideteksi dibandingkan efek pada wanita. Menurut Dr Li, ini karena pria memiliki kadar estrogen lebih rendah.

BPA sering ditemukan dalam wadah plastik, makanan kaleng, dan kemasan makanan lainnya. Heather Patisaul, seorang profesor di North Carolina State University yang mempelajari efek BPA, mencatat bahwa studi ini melihat BPA dalam darah, bukan urine.

Menurutnya, pria yang tak bekerja di pabrik kimia kemungkinan kadar BPA-nya sulit dideteksi. Pada penelitian, sebanyak 70 persen pria yang bekerja di pabrik kimia terdeteksi kadar BPA-nya. Sementara, hanya 5 persen pria yang bekerja di pabrik air yang terdeteksi kadar BPAnya.

Kurangnya hormon testosteron menurut ahli dikaitkan dengan kasus disfungi ereksi, menurunnya kualitas fisik dan mental, berkurangnya libido, terganggunya perkembangan organ reproduksi dan produksi sperma, kepadatan tulang dan otot menurun, rambut tidak tumbuh di beberapa bagian, serta suara seperti anak kecil.

No comments: